Acehglobal.com – Banda Aceh.
Badan Pimpinan Daerah Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (BPD PHRI) Provinsi Aceh mendorong para Stakeholder dan pemangku kepentingan menuju transformasi digital dalam pengembangan pariwisata syariah di Aceh.
Hal tersebut mencuat pada Rapat Kerja Daerah (Rakerda) BPD-PHRI Tahun 2025 di Hotel Hip Hope kawasan Jalan Mohammad Jam Kecamatan Baiturrahman Banda Aceh Selasa (28/10/2025).
Rakerda yang dihadiri Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh Dedy Yuswadi mengusung tema “Transformasi Digital & Peningkatan Kompetensi SDM Aceh dalam Mewujudkan Pelayanan Berbasis Syariah dan Ramah Wisatawan” menjadi momentum penting bagi pelaku industri perhotelan dan restoran dalam menyusun arah strategis pengembangan pariwisata Aceh.
Ketua BPD PHRI Aceh Andre Leo menegaskan pentingnya menjadikan Aceh sebagai poros pariwisata dan hospitality berbasis Islam (syariah).
Menurutnya, hal ini bukan hanya sejalan dengan identitas dan nilai-nilai masyarakat Aceh, tetapi juga memiliki potensi besar untuk menarik wisatawan domestik maupun mancanegara yang mencari pengalaman wisata halal.
Sangat disayangkan ketika negara-negara lain seperti Jepang justru lebih serius dalam mengembangkan iklim pariwisata Islam, sementara Aceh yang telah menerapkan syariat Islam belum sepenuhnya memaksimalkan peluang tersebut.
“Sudah seharusnya Aceh menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengelola pariwisata Islami secara profesional dan berkelanjutan”.
Untuk itu, kita perlu bertransformasi secara digital dan memperkuat kolaborasi antar lini, agar sektor pariwisata Aceh semakin adaptif, inklusif dan berdaya saing global,” harap Andre.
Andre juga menambahkan bahwa, transformasi digital merupakan kebutuhan, bukan lagi pilihan, dalam meningkatkan efisiensi pelayanan dan kualitas SDM.
Selain itu, PHRI Aceh akan terus memperkuat sinergi antara Pemerintah daerah, pelaku usaha, dan seluruh pemangku kepentingan di sektor pariwisata.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh Dedy Yuswadi mengapresiasi langkah PHRI yang aktif berperan dalam mendorong pariwisata Aceh menuju level yang lebih kompetitif.
“Kita patut bersyukur karena Aceh dikenal sebagai destinasi wisata ramah muslim di tingkat dunia. Namun kita harus terus membenahi diri dan menunjukkan bahwa Aceh sanggup menyambut wisatawan dengan amenitas yang memadai baik dari sisi jumlah hotel maupun kualitas restoran,” kata Dedy.
Dedy menambahkan, Pemerintah Aceh saat ini sedang melobi sejumlah event nasional untuk digelar di Aceh, dan menegaskan bahwa PHRI harus siap menjadi garda terdepan dalam menyambut kegiatan tersebut.
Melalui forum ini, PHRI Aceh berharap dapat memperkuat arah kebijakan dan mempercepat transformasi sektor perhotelan berbasis syariah, digital, dan profesional menjadikan Aceh sebagai destinasi halal unggulan di tingkat nasional dan internasional, harap Dedy.
Rakerda 2025 ini turut dihadiri oleh perwakilan Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh, Ketua Badan Promosi Pariwisata Aceh (BPPA) Mirza Rizqan serta berbagai pelaku industri perhotelan dan restoran juga para asosiasi wisata di Aceh.(**)