Acehglobal.com – Banda Aceh.
Kementerian Pertahanan RI bangun jembatan gantung “Garuda” di Pidie Jaya sebagai upaya percepatan pemulihan infrastruktur pascabencana alam banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Kabupaten Pidie Jaya.
Pembangunan jembatan gantung tersebut melibatkan personel gabungan dari Vertical Rescue Indonesia (VRI) Aceh, VRI Bandung, serta didukung oleh prajurit Kodam Iskandar Muda dari Satuan Kodim 0102/Pidie Kamis (18/12/2025).
Sinergi lintas unsur ini menjadi bukti nyata kolaborasi antara TNI dan elemen masyarakat dalam menjalankan tugas kemanusiaan guna membantu warga yang terdampak bencana.
Upaya pembangunan jembatan gantung ini merupakan bagian dari peran aktif Kodam Iskandar Muda dalam mendukung pemerintah daerah serta memastikan kebutuhan dasar masyarakat, khususnya akses penghubung antarwilayah, dapat segera pulih dan kembali berfungsi.
Dengan tersambungnya kembali jalur penyeberangan, diharapkan mobilitas warga dapat berjalan normal kembali.
Rusaknya jembatan sempat mengisolasi sejumlah desa dan menghambat aktivitas perekonomian masyarakat. Hingga saat ini, progres pembangunan jembatan gantung di berbagai wilayah Aceh masih terus berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Pembangunan diawali di Kabupaten Pidie Jaya, tepatnya pada Jembatan Gantung Sungai Meureudu.
Jembatan ini memiliki panjang sekitar 150 meter dan lebar 1,2 meter, merupakan bantuan dari Kementerian Pertahanan, serta dirancang dengan kapasitas beban kurang lebih 300 kilogram.
Untuk mempercepat proses pekerjaan di lapangan, pembangunan didukung dengan satu unit alat berat excavator.
Hingga saat ini, progres pembangunan Jembatan Gantung Sungai Meureudu telah mencapai sekitar 10 persen dan ditargetkan rampung pada bulan Desember 2025.
Sementara itu, rencana pembangunan jembatan gantung di sejumlah wilayah lainnya masih berada pada tahap persiapan awal.
Di Kabupaten Bireuen, Kodam Iskandar Muda merencanakan pembangunan jembatan gantung di Sungai Desa Rancong dan Sungai Desa Pante Lhong.
Kedua lokasi tersebut merupakan akses vital bagi masyarakat setempat dan sangat dibutuhkan untuk menunjang aktivitas ekonomi dan sosial warga.
Selain itu, pembangunan jembatan gantung juga telah masuk dalam perencanaan di Kabupaten Aceh Barat, tepatnya di Sungai Desa Kajeung.
Jembatan ini diharapkan mampu menghubungkan kembali wilayah yang selama ini mengalami kesulitan akses pascabencana.
Hal serupa juga direncanakan di Kabupaten Gayo Lues melalui pembangunan Jembatan Gantung Sungai Pasir Putih yang menjadi jalur penting bagi mobilitas masyarakat.
Rencana pembangunan jembatan gantung juga mencakup Kabupaten Aceh Tengah di Sungai Desa Mbarung, Kabupaten Aceh Selatan di Sungai Suak Sugade, serta Kabupaten Aceh Singkil di Sungai Gosong Telaga.
Seluruh lokasi tersebut saat ini masih menunggu kesiapan teknis, penyiapan material, serta pengaturan personel sebelum pekerjaan fisik dimulai.
Target penyelesaian secara umum direncanakan pada bulan Desember 2025 dengan tetap mempertimbangkan kondisi medan, cuaca, dan karakteristik wilayah masing-masing.
Kodam Iskandar Muda menegaskan bahwa pembangunan jembatan gantung ini merupakan bagian dari komitmen TNI Angkatan Darat dalam melaksanakan tugas kemanusiaan, membantu pemerintah daerah, serta hadir di tengah masyarakat yang membutuhkan.
Diharapkan, keberadaan jembatan gantung ini dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat Aceh, khususnya dalam memulihkan konektivitas wilayah dan meningkatkan kesejahteraan warga pascabencana.(**)