Acehglobal.com – Banda Aceh.
Lembaga Emirates Development Research (EDR) akan menggelar Forum Group Discussion (FGD) dalam rangka Pilkada 2024 menjadikan momentum untuk memulai gerakan “Criteria Mainstreaming”.
Forum Group Discussion yang menghadirkan tiga pemateri itu rencana akan dilaksanakan di Kriyad Muraya Hotel kawasan Simpang Lima Banda Aceh pada Sabtu (25/5/2024).
Pemateri yang dihadirkan yakni, seorang dari anggota DPD-RI asal Aceh Dr. ( Cand.) H. Fachrul Razi, S.I.P, M.I.P, Dr Taufiq Abdul Rahim, SE, M.Si, Ph,D (Pengamat Ekonomi Politik Aceh) dan Eka Januar, M.Soc,Sc dari Akademis dan moderator dipimpin oleh seorang Pengamat Politik, Sosial dan Pembangunan Dr Usman Lamreung, M.Si.
Forum Group Discussion menyambut pesta demokrasi Pilkada 2024 mengangkat tema “Traspormasi Kepemimpinan Melalui Pilkada Aceh 2024 Menghadirkan Kebijakan
Berkelanjutan Dalam Optimalisasi Pengelolaan Sumber Daya Alam di Aceh”.
Menurut pengamat Politik, Pembangunan dan Sosial Dr Usman Lamreung, M.Si dalam keterangannya mengatakan, Sudah menjadi rahasia umum, bahwa kepemimpinan politik Aceh selalu terperosok kedalam
kesalahan yang sama secara terus menerus.
Kepemimpinan politik terus berlanjut, namun efek nyata sebagai mana harapan masyarakat masih jauh dari kenyataan.
Pola kegagalan kepemimpinan di Aceh selalu sama, dimana kepentingan pribadi dan kelompok terlalu nampak dan mengalahkan kepentingan rakyat Aceh.
Buruk dan minim-nya komunikasi antara Gubernur/Bupati dan Walikota menjadi salah satu faktor utama selain keduanya hanya mengedepankan ego sektoral dan wilayah masing- masing.
Bahkan dugaan kegagalan dana
otsus dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat Aceh dikarenakan masif-nya perilaku
korupsi di daerah ini. Kegagalan pembangunan Aceh sudah sampai ke tingkat sistematik, kata Usman Lamreung.
Pasca pemilu legislatif dan Presiden 2024, kini kembali muncul nama-nama Bakal Calon Gubernur Aceh, dan mulai menjadi pembicaraan di media sosial juga masyarakat seantero Aceh.
Sebagaimana budaya politik di
Indonesia bahkan di Aceh, aspek popularitas dan elektabilitas menjadi tolak ukur kelayakan para calon.
“Artinya masih dominan melihat dari sisi tersebut tanpa melihat atau menguji gagasan calon baik oleh pribadi maupun ruang akademik”.
Padahal gagasan tersebut sangat
penting untuk melahirkan sebuah konsep dalam membangun Aceh kedepan kata Usman.
Di Pilkada 2024 harus menjadi momentum untuk memulai gerakan “Criteria Mainstreaming”.
Dimana nanti-nya elemen masyarakat harus merumuskan kriteria- kriteria Ideal apa saja yang di butuhkan sebagai syarat untuk mendapatkan pemimpin terbaik bagi Aceh.
Seperti hal-nya calon pemimpin Aceh harus memiliki Visi misi yang jelas, strategis dan terukur. Lima tahun kedepan, Aceh sangat butuh sosok pemimpin yang
memiliki kemampuan manajerial yang kuat dalam membenahi dan meluruskan kerja-kerja birokrasi Pemerintah Aceh.
Aceh sudah sangat jauh tertinggal dari daerah lain. Oleh karena itu calon Gubernur Aceh kedepan harus-lah sosok yang mampu menegakkan dan mewujudkan
perubahan yang betul-betul konkrit.
Tidak lagi bergaya seperti penguasa awang-awang yang gemar bermain peran dengan narasi, aksi-aksi normatif dan simbolis.
Karena, Aceh memiliki potensi sumber daya alam yang besar, termasuk tambang, kehutanan, perikanan, dan masih banyak lain-nya. Namun pengelolaannya masih menghadapi berbagai tantangan, termasuk masalah lingkungan dan konflik kepentingan antara Pemerintah, masyarakat dan industri.
Maka, Transformasi kepemimpinan melalui Pilkada Aceh 2024 menjadi penting, karena adanya aspirasi untuk menghadirkan kebijakan yang lebih berkelanjutan dalam pengelolaan sumber daya alam.
Dalam konteks ini, Cagub-cawagub yang akan dipilih diharapkan memiliki visi dan komitmen untuk meningkatkan pengelolaan sumber daya alam Aceh secara berkelanjutan, dengan memperhatikan aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial.
Oleh karena itu, lembaga Emirates Development Research selaku lembaga yang berbasis pada riset mempunyai itikat untuk memulai gerakan tersebut dengan mengadakan ruang diskusi untuk mencari untuk menggali ide-ide dan solusi yang dapat menghasilkan kebijakan yang lebih baik dalam mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam di Aceh.
FGD ini adalah untuk membedah persoalan-persoalan pengelolaan sumber daya alam di Aceh selama ini.
Dan FGD ini diharapkan ada sumbangsih pikiran dan usulan terkait pengelolaan sumber daya alam di Aceh untuk dijadikan acuan dalam visi-misi Cagub/ Cawagub Aceh Periode 2024-20 yang mampu menyelesaikan persoalan-persoalan pengelolaan sumber daya alam di Aceh, ujar Usman. (sya)