Selamat Hari Raya Idul Adha Selamat Hari Raya Idul Adha Selamat Hari Pancasila

Anggota Komisi XIII DPR-RI Fraksi Demokrat HT Ibrahim Sosialisasi Penguatan Relawan Gerakan Kebajikan Pancasila.

Anggota Komisi XIII DPR-RI Fraksi demokrat HT Ibrahim saat menyerahkan cinderamata kepada Pemateri Dr Usman Lamreung usai penyampaian materi pada sosialisasi penguatan Relawan Gerakan Kebajikan Pancasila di Hotel Madinatul Zahra kawasan Lampeneurut Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Senin (4/8/2025)

Acehglobal.com – Banda Aceh.

Anggota Komisi XIII DPR-RI fraksi demokrat DT Ibrahim, ST, MM melaksanakan sosialisasi Penguatan Relawan Gerakan Kebajikan Pancasila di Hotel Madinatul Zahrakawasan Lampeneurut Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Senin (4/8/2025).

Kegiatan yang diikuti sekitar 300 peserta itu dibuka oleh Anggota Komisi XIII DPR-RI Fraksi Demokrat HT Ibrahim menghadirkan dua pemateri dari Akademisi Unaya Aceh Dr Usman Lamreung,M.Si, Radhiana, SE, MM (Akademisi Universitas Serambi Mekkah) Banda Aceh, Karo Hukum Organisasi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila RI Edi Subowo, SH, MH dan moderator Iswadi Hassa.

Anggota Komisi Xlll DPR RI asal Aceh fraksi Demokrat HT Ibrahim pada kesempatan itu menyampaikan, Aceh yang sempat mengalami komflik selama 32 Tahun dan bencana dasyat gempa/gelombang Tsunami 2004 namun masyarakat Aceh tetap tertanam ideoalogi Pancasila.

Melalui Pancasila, masyarakat Aceh harus membangun masa depan yang damai, adil dan sejahtera tanpa meninggalkan identitas dan nilai-nilai legalitas yang ada.

HT Ibrahim yang akrab di sapa Ampon Bram ini pun menjelaskan bahwa, Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, sejalan dan erat dengan kehidupan religius bagi masyarakat Aceh.

Negara menghormati dan mendukung kehidupan beragama, termasuk penerapan syariat Islam secara kultural dan legal di wilayah Aceh dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia, kata Ampon Bram.

Untuk itu, Ampon Bram menyampaikan bahwa, dirinya sangat mendukung pembelajaran Pendidikan Pancasila dikembalikan ke sekolah,”Saya sangat mendukung Pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) kembali  diterapkan di sekolah-sekolah,” harap Pak Bram.

Menurut Ampon Bram, Pancasila memberikan ruang bagi masyarakat Aceh untuk berkontribusi secara aktif dalam kehidupan berbangsa.

“Semangat gotong royong dan musyawarah merupakan nilai-nilai lokal Aceh seperti meusyawarah, meupakat dan peumulia jamee semakin memperkuat semangat kebangsaan dan memperkaya khazanah kebudayaan Indonesia,” ujarnya.

Namun, saat ini kita sedang menghadapi tantangan yang sangat berat dalam merawat Pancasila.

“Kita menghadapi ancaman disintegrasi, penyebaran ideologi yang bertentangan dengan semangat kebangsaan, hingga degradasi moral di tengah generasi muda”.

“Belum lagi pengaruh media sosial yang kadang justru memperuncing perbedaan di antara kita,” tuturnya.

Anggota Komisi XIII DPR-RI Fraksi Demokrat HT Ibrahim, ST,MM (kiri) bersama Karo Hukum/Organisasi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila RI Edi Subowo, SH, MH.

Untuk saat ini dan kedepan kita membutuhkan sosok seperti relawan untuk mensyiarkan nilai-nilai Pancasila kepada masyarkat. Mereka hadir di tengah masyarakat untuk memberikan edukasi, membantu sesama dan memperkuat jalinan sosial yang harmonis.

Khususnya daerah seperti Aceh, di mana nilai-nilai Islam, adat istiadat, dan kearifan lokal sangat kuat dan sejalan dengan nilai-nilai Pancasila.

Pemateri dari Akademisi Unaya Dr Usman Lamreung, M.Si pada kesempatan itu memaparkan, Pancasila tidak terlepas dari nilai keislaman sebagaimana yang termaktub pada Sila pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Menurut Usman, bangsa kita adalah bangsa yang religi yang saling menghargai satu sama lainnya meskipun ada berbagai perbedaan pandangan.

Namun, kalau kita melihat lebih dalam maka, kita memiliki multi etnis dimana suku Aceh yang sesungguhnya adalah suku Gayo.

Tapi, bila kita bicara tentang penguatan Pancasila dalam perspektif Keacehan, dimana Pancasila itu mengandung nilai-nilai pemersatu yang sangat tinggi.

Persoalan kekinian bagi Negara kita yang religi kini ternoda dengan perilaku korupsi, untuk itu kita sebagai Warga Negara Indonesia ikut meluruskan masalah ini dan ikut mengawasi para pemimpin Negara, tegas Usman.

Tantangan ideologi, dimana kita dipengaruhi oleh berbagai nilai, salah satunya tehnologi informasi yang semakin merusak moralitas anak bangsa bila fasilitas tersebut tidak dipergunakan secara bijak.

Seperti halnya, penggunaan alat elektronik seperti handphone oleh anak dibawah umur yang sangat rentan merubah karakter bagi anak tersebut, ujar Usman.

Acara sosialisasi penguatan relawan rerakan kebajikan Pancasila diwarnai dengan penyerahan cinderamata kepada kedua pemateri.(**)