Acehglobal.com – Banda Aceh.
Direktur Lembaga Pemberdayaan dan Penguatan Kesehatan Masyarakat Kota Banda Aceh dr. T. Andi Syahputra, MKM mengajak semua orang tua untuk dapat melakukan beberapa hal dalam membantu anak-anak agar tetap terlibat dalam aktivitas sekolah seperti, bermain dan melakukan berbagai kegiatan di rumah secara normal sambil menghindari dampak negatif dari musim pancaroba dan cuaca ekstrim.
Menurut prediksi Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Aceh bahwa, musim kemarau Tahun ini sudah mulai sejak Maret dan mencapai titik puncak pada Agustus-September 2023.
Di sisi lain, sebagian besar wilayah Indonesia diproyeksikan akan mengalaminya di awal musim hujan pada Tahun 2023/2024 sebanyak 477 Zona Musim (ZOM) (68,24%) dan pada bulan Oktober hingga Desember 2023 puncak Musim Hujan 2023/2024 sebanyak 385 Zona Musim (ZOM) pada bulan Januari dan Februari 2024.
Ketika cuaca berubah drastis, masa transisi dari musim kemarau ke musim penghujan yang juga dikenal sebagai masa pancaroba, biasanya dimulai. Pada suatu hari, sinar matahari sangat panas, tetapi pada saat yang sama suhu turun dan hujan mulai turun. Dengan masuknya masa pancaroba, pola tidak teratur inilah yang menjadi ciri khasnya, jelas dr Teuku Andi Syahputra, MKM dalam preses realesenya Kamis (5/10/2023) .
Teuku Andi menjelaskan bahwa, kondisi tersebut tidak hanya membuat aktivitas sehari-hari menjadi lebih sulit bagi masyarakat, tapi kondisi ini juga memiliki dampak negatif lain yang perlu kita perhatikan, terutama untuk kesehatan putra-putri kita yang masih kecil, karena tubuh mereka sangat rentan terhadap penyakit.
Sebagai orang tua, kita harus melakukan pencegahan agar anak kita tidak mengalami masalah kesehatan selama masa pancaroba dan ancaman climate change ini, karena pepatah bijak mengatakan “Mencegah lebih baik daripada mengobati” dan “kesehatan itu sangat mahal harganya dari apapun yang kita miliki”.
Menurut dr Andi yang kelahiran Pango Raya Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh ada beberapa penyakit pada musim pancaroba yang sering terjadi pada bayi dan anak:
- Demam Berdarah
Demam berdarah dengue (DBD) ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi virus dengue. Ini sering terjadi pada awal musim penghujan karena nyamuk Aedes aegypti berkembang biak dengan cepat selama musim. Anak-anak dengan DBD biasanya ditandai dengan demam tinggi yang mendadak selama 2-7 hari, bersama dengan sakit kepala, badan lemas, mual, dan muntah. Jika tidak ditangani dengan segera, anak-anak dapat mengalami syok dengue yang berbahaya.
- Diare
Meskipun ada banyak hal yang dapat menyebabkan diare pada anak, rotavirus adalah yang paling umum, yang sering dibawa oleh angin dan masuk ke dalam makanan. Jadi, sangat penting untuk menjaga makanan bersih dan selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. Pastikan anak-anak tidak menggigit kutu, terutama saat tangannya kotor.
- Influenza
Dr Andi mengharapkan kepada pihak orang tua agar tidak menganggap remeh bila terjadi flu bagi anak yang masih di bawah dua tahun, karena flu dapat menyebabkan komplikasi berbahaya, karena menyerang hidung, tenggorokan dan paru-paru.
Meskipun flu jenis ini biasanya bisa sembuh sendiri, namun anak tetap disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan obat dan perawatan yang tepat dalam mencegah kondisi mereka menjadi lebih parah.
Anak-anak juga disarankan untuk mengatasi flu dengan istirahat yang cukup serta mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan air putih yang cukup. Ini akan membantu kekebalan tubuh mereka melawan virus.
Untuk memastikan, bahwa anak-anak tetap sehat selama musim hujan dan pancaroba, dr. T. Andi Syahputra, MKM, mengajak orang tua dapat melakukan beberapa hal;
- Hindari memberi anak-anak makanan yang tidak sehat, jangan biarkan anak-anak makan jajanan dari tempat yang tidak bersih, makan makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh, serta merebus air yang akan diminum hingga mendidih.
- Bersihkan tangan sesering mungkin dengan disinfektan atau sabun dengan air mengalir
- Menempati lokasi yang tidak memiliki genangan air. Hindari membiarkan anak-anak bermain di dalam ruangan saat hujan serta jangan pergi ke tempat yang ramai dengan anak-anak. Ajari anak untuk menggunakan pelindung diri seperti sepatu boot dan celana panjang jika terjadi kontak dengan air banjir.
- Jika sedang sakit infeksi saluran napas atas dapat menggunakan masker, dan ganti masker secara teratur dan hindari menggunakannya berulang kali, serta menggunakan plester untuk menutup luka.
- Jika perlu, gunakan kelambu atau losion antinyamuk untuk menghindari gigitan nyamuk. Menerapkan 3M plus, termasuk menguras dan menutup penyimpanan air, mendaur ulang sampah, dan menghindari gigitan nyamuk. Untuk mencegah infeksi dengue dapat digunakan larvasida dan losion.
- Ajari anak untuk memberi tahu orang tua segera setelah mengalami gejala tubuh yang tidak nyaman atau tidak enak.
- Anak-anak harus divaksinasi segera untuk mencegah berbagai penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan vaksinasi. (sya)