Hut Bhayangkari dari Bank Aceh
Daerah  

Dewan Minta Dinkes Gerak Cepat Tanggulangi DBD Di Kota Banda Aceh.

Syafrial
Musriadi : Anggota Komisi IV DPRK Banda Aceh.

Acehglobal.com – Banda Aceh.

Anggota Komisi IV DPRK Banda Aceh Dr Musriadi SPd MPd meminta Dinas Kesehatan Banda Aceh untuk bergerak cepat menanggulangi wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) yang saat ini merebak di Banda Aceh.

Data yang diterima pihaknya dari Dinas Kesehatan Banda Aceh menyebutkan, ada 186 kasus DBD sejak Januari hingga Oktober 2023 di Banda Aceh menjadi sebaran infeksi virus nyamuk aedes aegypti, yakni Januari 64 kasus, Februari 38 kasus, Maret 21 kasus, April 18 Kasus, Mei 10 kasus, Juni 7 kasus, Juli 7 kasus, Agustus 6 kasus, September 12 kasus, dan Oktober 3 kasus.

“Kasus DBD di Banda Aceh terus bertambah, sesuai data dari Dinas Kesehatan, sejak Januari hingga Oktober 2023 jumlah warga Banda Aceh yang menderita penyakit akibat gigitan nyamuk aedes aegypti itu mencapai 186 orang. Bahkan, meninggal dunia akibat DBD 2 kasus pada bulan April 2023,” kata Musriadi dalam keterangannya  Rabu (11/10/2023).

Menurut dia, 186 kasus tersebut bukanlah jumlah yang sedikit sehingga perlu ditangani serius oleh Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh dengan melakukan berbagai upaya.

Atas kejadian tersebut, politisi Partai Amanat Nasional mengingatkan Pemko Banda Aceh dalam hal ini Dinkes harus melakukan langkah-langkah yang komprehensife terkait persoalan DBD sehingga kasus tersebut tidak bertambah lagi.

“Kami mendorong petugas kesehatan mulai dari Dinas Kesehatan hingga puskesmas yang tersebar di sembilan kecamatan untuk bergerak cepat menanggulangi kasus demam berdarah ini,” pinta Musriadi.

Salah satunya solusi altenatif adalah melakukan pengasapan (fogging) di daerah endemis untuk membasmi nyamuk dewasa, maupun mengedukasi masyarakat menjaga kebersihan di rumah dan lingkungannya.

“Kami berharap pada pemerintah, khususnya kepada Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh jangan pernah berhenti memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pola hidup sehat, terutama lingkungan masyarakat”.

Masyarakat juga harus diberi pemahaman akan pentingnya menerapkan 3M, yakni menguras penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan memanfaatkan kembali benda-benda (kaleng bekas) yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, serta menggunakan obat oles anti-nyamuk.

Ini adalah sebagai upaya menghambat berkembang biaknya jentik nyamuk di barang-barang bekas seperti kaleng maupun wadah yang mudah digenangi air, terutama di saat musim hujan, ujar Musriadi.[sya]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *