Acehglobal.com – Banda Aceh.
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Banda Aceh menyatakan komitmennya untuk hadir memberikan informasi yang jelas dan mudah diakses oleh masyarakat terkait berbagai produk obat dan makanan yang sehat sesuai izin edar yang dikeluarkan BPOM.
Komitmen tersebut disampaikan Kepala BPOM Aceh di Banda Aceh Yudi Noviandi dalam program Podcast Berbincang Asik (Berbisik) di Perpustakaan Universitas Syiah Kuala (USK) pada Senin (22/9/2026).
Podcast Berbincang Asik (Berbisik) mengangkat tema “Lindungi Negeri lewat Literasi Terkini dan Keterbukaan Informasi” dihadiri oleh sekitar 70 peserta yang terdiri dari mahasiswa Prodi Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Farmasi dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam serta sivitas akademika USK.
Kegiatan ini merupakan pengembangan dari Inovasi Jawab Netizen (JANET) sebagai sebuah ruang tanya jawab interaktif yang dikemas lebih santai, hangat, dan penuh makna.
Podcast ini menghadirkan dua narasumber utama yakni, Kepala BPOM Aceh Yudi Noviandi dan Ketua Bidang Penyelesaian Sengketa Informasi Komisi Informasi (KI) Aceh Vicky Bastiananda, dipandu oleh host Suhil Alfata.
Diskusi yang berlangsung dalam suasana hangat itu membahas pentingnya keterbukaan informasi publik, transparansi layanan, hingga literasi obat dan makanan di era digital.
Kepala BPOM Aceh Yudi Noviandi menegaskan bahwa, keterbukaan informasi adalah pondasi penting dalam pelayanan publik sebagaimana yang diamanatkan dalam UU nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP).
“BPOM Aceh berkomitmen menghadirkan informasi yang benar, jelas, dan mudah diakses. Melalui inovasi JANET hingga Podcast Berbisik, kami ingin lebih dekat dengan masyarakat serta memastikan edukasi obat dan makanan tersampaikan secara efektif”.
BPOM Aceh menyampaikan harapannya agar inovasi komunikasi publik seperti JANET dan Podcast Berbisik dapat terus menjadi ruang inspiratif dalam menjawab pertanyaan masyarakat, memperkuat kepercayaan publik, serta melindungi negeri melalui literasi yang cerdas dan terbuka, ujar Yudi.
Sementara itu, Vicky Bastiananda menyampaikan bahwa, hak masyarakat untuk mendapatkan informasi yang transparan adalah wujud dari demokrasi yang sehat.
“Keterbukaan informasi bukan hanya soal data, tetapi juga tentang membangun kepercayaan. Kami berharap mahasiswa dapat menjadi agen literasi publik di lingkungan masing-masing,” harapnya.
Kehadiran sekitar seluruh peserta dalam podcast ini menjadi bukti tingginya minat generasi muda terhadap literasi informasi dan keamanan pangan.
Vicky mengharapkan mahasiswa dan masyarakat agar semakin aktif dalam mencari informasi yang akurat demi terciptanya masyarakat yang kritis, cerdas, dan terlindungi dari informasi keliru.(**)