Ucapan Terima Kasih

BPOM Lakukan Pemenuhan Regulasi Untuk Mendorong Daya Saing Di Pasar Nasional Dan Global.

Acehglobal.com – Banda Aceh.

Balai Besar POM di Banda Aceh melalui tim sertifikasi melakukan audit dan pendampingan bagi pelaku usaha dalam rangka jemput bola dalam pemenuhan regulasi cara produksi yang baik sesuai dengan komitmen pelaksanaan Inovasi Korporasi (Kolaborasi Fasilitasi UMK dalam Sertifikasi dan Izin Edar).

Inovasi Korporasi merupakan program kolaborasi yang dirancang untuk memfasilitasi Usaha Mikro dan Kecil (UMK) mendapatkan sertifikasi dan registrasi izin edar produk obat tradisional, kosmetika dan pangan olahan.

“Korporasi” kali ini melakukan pendampingan pelaku usaha kosmetik dan pangan olahan dilaksanakan selama 2 hari 17-18 September 2025 di Banda Aceh, kata Kepala BPOM Aceh Yudi Noviandi kamis (18/9/2025).

Yudi mengatakan, Pelaku usaha yang baru membutuhkan pendampingan awal untuk membangun fasilitas produksi kosmetik yang memenuhi standar Cara Produksi Kosmetik yang Baik (CPKB) dan sarana pangan yang memenuhi standar Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) adalah hal penting bagi setiap pelaku usaha obat dan makanan.

Dalam industri produksi, pengaturan layout ruang produksi memiliki peran besar dalam menjaga kualitas dan keamanan produk pangan. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menetapkan standar yang harus dipenuhi oleh setiap produsen untuk mencegah kontaminasi, meningkatkan efisiensi, dan menjaga keamanan serta kualitas mutu produk yang terjaga sepanjang rantai produksi.

Merancang layout ruang produksi adalah proses yang memerlukan perencanaan yang matang dan pemahaman mendalam tentang alur kerja, kontrol kebersihan serta pengelolaan risiko kontaminasi.

Dengan memastikan alur produksi yang efisien, pemisahan area bersih dan kotor, serta menyediakan fasilitas kebersihan yang memadai, untuk dapat memastikan bahwa produk yang dihasilkan aman dan berkualitas.

Pendampingan yang diberikan kepada pelaku usaha yaitu Green Work Profesional (kosmetik), Bitata Food (pangan), Kebab Almeera (pangan), Fish Jelly (pangan) dan  Beelieve Bumoe Aceh (pangan).

Hasil audit dan pendampingan yang dilaksanakan selama dua hari ini memberikan potret sarana UMKM di Banda Aceh sudah cukup baik, namun ada sarana yang perlu perbaikan supaya sesuai dengan standar cara produksi yang baik.

Penerapan standar cara produksi yang baik tidak hanya membantu dalam menjaga keamanan pangan, tetapi juga membangun kepercayaan konsumen dan mendukung keberhasilan jangka panjang bisnis UMKM dalam industri obat dan makanan yang sangat kompetitif.

Diharapkan dengan adanya audit dan pendampingan pelaku usaha dalam Inovasi Korporasi ini dapat meningkatkan kualitas produk serta dapat bersaing di market nasional maupun global, ujar Yudi.(**)