Acehglobal.com – Banda Aceh.
Untuk menjadikan Kota Banda Aceh semakin menjadi lebih baik, sehingga butuh sosok seorang pemimpin yang kreatif dan inovatif, bukan pemimpin yang suka obral janji alias Pemberi Harapan Palsu (PHP).
Sebagimana pernyataan dari salah satu Bakal Calon Walikota Banda Aceh yang menyorot terhadap urgensi perubahan yang harus dilakukan segera untuk masa depan Banda Aceh.
Kota Banda Aceh yang merupakan sebagai Ibu Kota Provinsi, maka perlu dilakukan transformasi cepat dan nyata, bukan janji-janji tanpa realisasi, ketus pengamat Politik dan pembangunan Dr Usman Lamreung, M. Si di Banda Aceh Rabu (3/7/2024).
Usman mengatakan, Banda Aceh butuh percepatan pembangunan mengejar ketertinggalan dengan langkah yang cepat dan tepat.
Banda Aceh butuh sosok pemimpin yang kuat, enerjik, kreatif dan inovatif untuk mengemban tugas ke arah yang lebih baik.
Menurut Usman, salah satu Balon Walikota itu juga menyebutkan ada beberapa prioritas utama agar Banda Aceh ke depan lebih baik adalah tata kelola Pemerintahan yang bersih, pembangunan infrastruktur yang terarah, layanan kesehatan serta pendidikan yang terjangkau dan berkualitas serta memudahkan akses permodalan untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), menciptakan lapangan kerja baru, dan memberikan dukungan bantuan sosial kepada masyarakat yang membutuhkan.
Apa yang disampaikan oleh salah satu Bakal Calon Walikota disalah satu media, menurut hemat kami masih sangat normatif dan umum, kata Usman.
Bahkan Dr Usman Lamreung mempertanyakan, Bagaimana ia bisa melupakan problem sampai saat ini sebagaimana masalah layanan air bersih yang belum bisa dituntaskan oleh Pemko Banda Aceh hingga saat ini tak kunjung membaik, malah semakin ruwet.
Bagaimana bisa, beliau juga tidak membahas tata ruang kota yang amburadul, hampir semua sudut menjadi kawasan warung kopi, ketus Usman.
Dan mengapa Balon Walikota yang maju pada Pilkada 2024 mendatang tidak menyebutkan bagaimana potensi dan keunggulan kota Banda Aceh dan prospek pengembangannya ke depan.
Sebagaimana sebuah kota modern, baik dari sisi tata ruang, transportasi, layanan publik, penataan das krueng Aceh, manajemen limbah, penataan dan pengembangan sektor pariwisata, skenario pemberdayaan miskin kota dan sebagainya.
Padahal ini adalah menjadi hal yang sangat urgensi dan masalah krusial Kota Banda Aceh saat ini, jelas Usman.
Semua yang disampaikan itu masih sangat abstrak, tidak ada sesuatu yang betul-betul baru untuk menjadi faktor pembeda.
Usman berharap kepada masyarakat Kota Banda Aceh, dan para calon, punya gagasan yang berbeda dengan periode sebelumnya, dan tau apa yang dilakukan untuk percepatan pembangunan Banda Aceh ke depan.
Jangan sampai gagasan yang disampaikan masih hanya narasi sebatas seorang pengamat, tapi ada gagasan yang baru, sesuai dengan harapan warga kota dan dapat dukungannya.
Ide dan gagasan itu penting sebagai rekam jejak dan bisa dijadikan sebagai salah satu indikator calon yang berkualitas, ujar Usman Lamreung.(**)