Acehglobal.com – Banda Aceh.
Untuk atasi darurat pangan Kementerian Pertanian (Kementan) RI terus mendorong Perluasan Areal Tanam (PAT) dan Luas Tambah Tanam (LLT) demi untuk peningkatan produksi padi dalam menjamin kelangsungan pasokan beras serta mengantisipasi darurat pangan tahun 2024.
Oleh karena itu, Kementan RI menerapkan sejumlah solusi cepat untuk itu, supaya adanya tumpang sisip padi gogo di lahan sawit dan kelapa.
Hal tersebut disampaikan Pj Gubernur Aceh Bustami Hamzah SE, saat memberikan arahan pada Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan Tanam dan Peningkatan Produksi Padi Tahun 2024 di ruang Serbaguna Setda Aceh Kamis (21/3/2024).
Bustami menyaampaikan bahwa,“Target Luas Tambah Tanam (LTT) Aceh pada Maret 2024 mencapai 29.281 hektar. Dimana sejak Januari hingga Maret 2024, Aceh sudah surplus dari target LTT yang telah ditetapkan, dengan pencapaian LTT padi seluas 175.187 hektar dari Oktober 2022 hingga Maret 2023.
Sedangkan periode Oktober 2023 hingga 18 Maret 2024, pencapaian LTT seluas 181.257 hektar dengan surplus seluas 6.070 hektar, kata Bustami.
Untuk itu, optimalisasi lahan rawa juga penting dikerjakan untuk memperluas area pertanian melalui kerja sama antara Kementan dan TNI. Supaya semua upaya ini sejalan dengan visi Pemerintah Aceh untuk menjadikan Tanoh Rencong tetap bertahan sebagai lumbung pangan nasional.
“Optimalisasi lahan dilaksanakan seluas 11.557 hektar untuk di 7 Kabupaten yakni, Aceh Besar, Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya dan Simeulue. Kemudian pompanisasi pada lahan kering dekat dengan sungai agar dapat mengairi lahan seluas 28.495 hektar dan tumpang sisip padi gogo seluas 29.371 hektar, kata Bustami.
Untuk Pencapaian ini, tentu menjadi harapan baik bagi Aceh dalam meningkatkan produksi padi dan berupaya meningkatkan surplus dibandungkan tahun sebelumnya menjadi lebih optimal.
Kegiatan tersebut dapat dimaksimalkan dengan memanfaatkan mesin pertanian pengolah tanah, dan memastikan ketersediaan benih berkualitas serta memberikan bantuan pupuk kepada petani.
Tantangan utama dalam mewujudkan ketahanan pangan saat ini terletak pada fluktuasi iklim yang mempengaruhi kualitas pertumbuhan tanaman.
“Akibat dari kondisi darurat pangan yang disebabkan oleh dampak El Nino, produksi pertanian di Indonesia kini menurun dan harga pangan meningkat,” kata Bustami.
Oleh karena itu, Bustami selaku Pj Gubernur Aceh selaku perpanjangan tangan Pemerintah Pusat utnuk Daerah Aceh menyambut baik program tersebut dan mengapresiasi Program Menteri Pertanian RI atas alokasi program pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan produksi.
Bustami menegaskan dukungannya terhadap kegiatan ini, agar bisa terlaksana dengan baik, sehingga dapat meningkatkan produksi padi dan jagung untuk mengatasi darurat pangan.
“Kita semua untuk terus memberikan dorongan dan motivasi kepada para pelaksana di lapangan, khususnya petani, agar terus berupaya mencapai target, baik produktivitas maupun akumulasi produksi.
Semoga upaya-upaya ini membuka peluang lebih luas dalam meningkatkan kesejahteraan para petani Aceh dan menjadi tonggak penting dalam menjawab tantangan krisis pangan,” harap Oj Gubernur Bustami. (**)