Acehglobal.com – Jakarta.
Pasca PP Muhammadiyah menyetop sokongan dana sebesar Rp 13 Triliun terkuak terhadap kondisi keuangan Bank Syariah Indonesia (BSI).
Dirut BSI buka-bukaan soal kondisi saham pasca ditinggal Muhammadiyah, dan Felicitas Tallulembang ambil kuasa sebagai Komisaris Independen, .
Dirut PT BSI Tbk Hery Gunardi membantah isu anjloknya keuangan Bank BUMN tersebut usai Felicitas Tallulembang mengisi kuris Komisaris.
Hery Gunardi mengklaim likuiditas BSI masih tergolong sama sekali tak terguncang imbas kehilangan Rp 13 Triliun.
“Likuiditas kita ample, ya, cukup solid,” ujarnya sebagaimana dikutip Kilat.com Senin (16/6/2024).
Isu turunnya harga saham BSI ini berawal dari cuitan Said Didu selaku mantan Sekretaris Kementerian BUMN.
Sebagaimana akun X @msaid_didu ia ditengarai menyinggung beberapa Politisi dalam jajaran Komisaris BSI.
Salah satunya pengangkatan Felicitas Tallulembang dari kader Partai Gerindra yang ditengarai telah mengobrak-obrak kualitas BUMN.
Bukan tanpa alasan, bahwa mantan DPR RI tersebut disebut-sebut tak punya pengalaman pengelolaan dana secara Syariah.
“Demi menempatkan politisi sebagai komisaris, bisa dilihat harga saham BSI sudah anjlok,” tulisnya.
Saham BSI pada Kamis 6 Juni 2024 lalu mengalami penurunan drastis sebesar 3,10 persen, menyentuh angka Rp 2.190 per lembar saat jeda istirahat siang sebagiamana dilansir akun X @msaid_didu di kilat.com.(**)